Legenda
sijello to mampu FROM BONE
SIJELLO TO
MAMPU
Pada
suatu hari di mampu, sebuah desa di kabupaten bone terjadi musim kemarau yang
panjang menimbulkan suasana sangat panas dan gersang menbuat sebagian penduduk
lebih senang tinggal di rumah untuk menbuat lipa sabbe dengan
menggunakan tennung dan masyarakat sering menyebutnya mattennung.pada
suatu siang seorang ana’a dara sedang mattennung di
rumahnya sedankan tomatuanna pergi di kebun dan belum pulang
ke kerumah,Karna suasana pada siang itu sangat panas, matanya mulai cakkaruddu dan
lama kelamaan cakkaledde,ki matanya, sehingga tampa sengaja
teryata taropongnya jatuh ke tanah dibawa kolom rumah. Setelah
terbangun ia baru sadar kalau teryata ia tertidur pada saat ia mattennung tadi
dan baru ia tahu kalautaropongnya jatuh,karna capek sekali ia tidak
mampu untuk turun memungutnya dan tidak ada orang yang bisa di suruh untuk
memungutnya akhirnya ia memanggil anjingnya labolong untuk
memungutnya ‘’labolong tolong pungut taropong d bawa kolom rumah’’ dan
tiba-tiba anjing itu berbicara “agatta puang lo yittereng” dan pada
saat itu juga tiba-tiba tubuh wanita itu berubah jadi batu sedikit demi
sedikit . Setelah beberapa lama orang tuanya pulang dari kebun dan mendapati
anaknya sudah berubah jadi batu, kemudian ibunya bertanya kepada anaknya
”kenapa tubuhmu jadi batu?. Dan tiba tiba tubuh sang ibu berubah juga jadi batu
dan lama kelamaan satu keluarga jadi batu begitu juga tetangganya sampai
akhirnya satu kampung semuanya jadi batu, karna mereka saling tunjuk menunjuk
dan bertanya kenapa saudara bisa seperti itu,jadi setiap orang yang bertanya
semuanya jadi batu dan itulah sebabnya di sebut sijello to manpu
dan bahkan olo-kolo yang berasal dari daerah itu semuanya jadi
batu bahkan pada saat itu semua binatang yang lari dari desa mampu juga jadi
batu dan ada ditemukan di daerah soppeng namanya bawi lai.dan
sampai sekarang peniggalan peninggalanya dapat dilihat di goa mampu di
kabupaten Bone.
· Keterangan
~lipa
sabbe = sarung sutra
~Tennung
= alat tenun
~Ana’ dara = gadis
~Tomatua
= orang tua
~Cakkaruddu= ngantuk
~Cakkaledde = tidur
~Taropong =
tempat benang yang terbuat dari bamboo
~Labolong =
pangilan buat anjingya
~sijello to mampu = saling tunjuk
orang mampu
~Olo
kolo = binatang
~Bawi
lai = babi jantan yang jadi batu
~Agatta puang itireng= apa yang saya
pungutkan tuan
(sumber:
buku bahasa daerah dan cerita dari masyarakat)